8 Cara Mengawetkan Makanan Paling Efektif

Editorial Mealy

Pada zaman dulu, orang-orang yang ingin memperpanjang waktu simpan makanan dan mencegah pembusukan menggunakan cara pengawetan. Cara mengawetkan makanan menjadi pilihan karena saat belum ada perkembangan teknologi yang bisa melahirkan berbagai produk seperti kulkas.

Tanpa adanya teknik pengawetan, makanan akan cepat rusak karena terkontaminasi jamur dan bakteri. Dampak yang dihasilkan pun cukup beragam, baik kecil seperti demam hingga kematian. Oleh karena itu, dibutuhkan waspada yang tinggi dalam menjaga kondisi makanan.

Namun, seiring berjalannya waktu muncul berbagai cara pengawetkan yang lebih mudah dan aman. Jika kamu pernah mencoba makanan kaleng yang dijual di supermarket, maka hal tersebut merupakan salah satu contoh produk dari pengawetan makanan yang ada saat ini.

Cara Mengawetkan Makanan Paling Efektif

Terdapat banyak cara yang bisa digunakan untuk mengawetkan makanan. Hal ini dipermudah dengan kehadiran teknologi yang sangat mendukung dan memudahkan pekerjaan manusia. Jika ingin mengawetkan makanan dalam penyimpanan yang lama, kamu bisa menggunakan cara berikut.

Pendinginan

Pendinginan atau chilling menjadi teknik pengawetan pertama yang banyak dilakukan. Teknik ini mengharuskan kamu untuk menyimpan makanan pada suhu -2℃ hingga 10℃. Pendinginan dinilai dapat menghambat pertumbuhan berbagai mikroorganisme yang bisa merusak makanan.

Adapun bahan makanan yang biasanya diawetkan dengan cara ini yaitu sayuran, buah-buah, daging, dan susu. Oleh karena itu, daftar makanan tersebut bisa lebih tahan jika berada di dalam kulkas atau kotak. Akan tetapi, teknik pendinginan tidak bisa menghilangkan mikroorganisme sepenuhnya.

Makanan yang disimpan dalam lemari es juga tetap akan busuk jika dibiarkan dalam waktu yang lama. Waktu penyimpanan makanan yang ideal berbeda-beda tergantung jenisnya. Umumnya, makanan dengan tekstur dan kulit yang lunak cenderung lebih cepat membusuk dari yang padat dan keras.

Pengalengan

Pengalengan Ikan Teknik pengawetan dengan cara pengalengan dilakukan dengan memasukkan makanan ke dalam toples kaleng lalu dipanaskan pada suhu tinggi. Tujuan pemanasan tersebut adalah untuk menghancurkan mikroorganisme yang dapat menyebabkan pembusukan pada makanan.

Selain itu, proses pengalengan juga akan menghilangkan oksigen yang dibutuhkan oleh berbagai mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang. Sayangnya, tidak semua mikroorganisme hidup dengan bantuan oksigen, Sebagian diantaranya, bisa tumbuh sendiri seperti bakteri asam susu.

Untuk mengatasi hal tersebut, kamu bisa mengkombinasikan teknik pengalengan dengan teknik lainnya. Misalnya, menambahkan air dan asam yang bisa menghambat pertumbuhan mikroba. Makanan yang cocok untuk teknik ini adalah sayuran, makanan laut, buah-buahan, dan bumbu.

Pembekuan

Cara mengawetkan makanan selanjutnya adalah pembekuan. Cara ini dilakukan dengan menyimpan makanan beku dalam suhu 12℃ hingga -24℃ untuk waktu normal. Namun, jika ingin pembekuan dengan lebih cepat, maka turunkan suhunya menjadi -24℃ hingga -40℃.

Dengan pembekuan, kamu bisa mengawetkan makanan selama beberapa bulan hingga tahun. Cara ini tergolong cukup efektif dan banyak digunakan oleh perusahaan yang memproduksi frozen food. Dalam prosesnya, makanan harus ditempatkan pada suhu di bawah titik beku, seperti freezer.

Selain menghambat pertumbuhan mikroba, pembekuan juga dapat menjaga kualitas gizi dari makanan. Hal ini disebabkan karena nutrisi makanan juga akan sulit untuk hilang saat berada dalam suhu beku. Adapun bahan makanan yang cocok dibekukan adalah buah, daging, sayur, atau fast food.

Namun, kelemahan dari cara ini adalah sangat bergantung pada suhu beku. Jadi, jika listrik padam, makanan yang dibekukan tersebut dapat rusak dengan cepat. Apalagi, gelembung es yang terbentuk pada bagian luarnya akan meleleh sehingga mempercepat pembusukan.

Fermentasi

Fermentasi Teknik fermentasi adalah reaksi kimia yang memanfaatkan bakteri tertentu untuk mengubah karbohidrat menjadi asam organik atau alkohol. Teknik ini dapat mencegah bakteri lain yang berbahaya untuk berkembang pada makanan dan baik untuk kesehatan pencernaan manusia.

Akan tetapi, tidak semua bahan makanan bisa difermentasi. Kamu tetap harus memilih makanan yang memang bisa diawetkan dengan cara ini, seperti kimchi. Asinan kubis atau kimchi seringkali digunakan oleh orang-orang Korea Selatan untuk mengawetkan kubis.

Salah satu bahan makanan yang sering diolah, yaitu tempe juga dibuat melalui proses fermentasi kedelai. Selain itu, juga ditemukan proses pengawetan makanan dan minuman dengan teknik ini di berbagai negara, diantaranya sauerkraut dari Jerman, teh kombucha, serta wine.

Pengeringan

Pengeringan Pengeringan merupakan teknik pengawetan makanan dengan menghilangkan kadar air melalui penguapan. Cara ini dapat menghambat pertumbuhan ragi, bakteri, maupun jamur yang tumbuh dalam makanan. Hal ini disebabkan karena sebagian mikroorganisme membutuhkan kelembaban.

Cara mengawetkan makanan dengan pengeringan ini dapat dilakukan dengan menjemur makanan di bawah sinar matahari langsung. Selain itu, kamu juga bisa menempatkannya di permukaan yang cukup panas atau menggunakan alat pemanas seperti oven.

Jika ingin melakukan pengeringan di rumah, kamu bisa menggunakan dehidrator. Beberapa makanan yang efektif untuk diawetkan dengan cara pengeringan yaitu ikan, daging, kacang-kacangan, buah-buahan, rempah-rempah, hingga sayuran.

Pemanasan

Pemanasan Teknik pemanasan (pasteurisasi) berbeda dengan pengeringan. Teknik ini digunakan untuk mengawetkan makanan dalam jangka panjang. Tujuannya adalah untuk menghancurkan mikroorganisme penyebab penyakit (patogen) dan mematikan mikroorganisme pembusuk.

Pemanasan juga dapat menonaktifkan enzim yang berpotensi menyebabkan pembusukan pada makanan. Paparan sinar yang relatif kecil pada proses ini akan meminimalisir perubahan nutrisi pada makanan jika dibandingkan dengan paparan sinar pada proses sterilisasi yang tinggi.

Bahan makanan yang umum untuk diawetkan dengan cara pasteurisasi adalah madu, susu, sari cuka apel, jus buah, serta anggur. Proses pasteurisasi susu biasanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit dalam suhu 30℃ hingga 60℃.

Pengasapan

Pengasapan Pengasapan juga dapat digunakan untuk mengawetkan makanan agar bisa bertahan lebih lama. Cara ini dapat dilakukan dengan menggantung bahan makanan lalu diasapi. Tujuannya adalah untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme dalam makanan tersebut.

Teknik pengasapan juga dapat meningkatkan cita rasa dan mengubah warna pada bahan makanan. Contoh dari makanan yang diawetkan dengan cara pengasapan adalah daging atau ikan. Dalam hal ini, ada yang langsung mengasap dan ada pula yang direndam dalam air garam terlebih dahulu.

Pemanisan dan Pengasinan

Pemanisan Dan Pengasinan Cara lain yang juga bisa kamu lakukan untuk mengawetkan bahan makanan adalah dengan pemanisan atau pengawetan. Cara ini tergolong cukup mudah yaitu dengan menambahkan gula, garam, serta campuran lain ke dalam makanan yang mau diawetkan.

Gula dan garam berfungsi untuk mengurangi kadar air serta menghambat pertumbuhan berbagai mikroba yang ada pada sayur, daging atau buah. Contoh pengawetan makanan dengan gula yaitu jeli dan selai, sedangkan pengasinan misalnya ikan asin, bacon, atau daging kornet.

BACA JUGA: Cara Merawat Teflon Agar Tahan Lama Digunakan

Saat memiliki banyak makanan, kamu pasti ingin semuanya bertahan lama agar tetap bisa dikonsumsi. Namun, keberadaan bakteri, jamur, serta mikroorganisme lain seringkali menjadi penghambat sehingga makanan menjadi lebih mudah busuk dan rusak.

Oleh karena itu, dibutuhkan cara mengawetkan makanan yang efektif dan terpercaya. Cara-cara tersebut dapat dilakukan di rumah dengan alat dan bahan sederhana atau menggunakan teknologi seperti freezer dan kulkas.

Yuk, tulis resep masakanmu

Buat resep di Mealy, dibayar tiap bulan!