8 Proses Pengawetan Ikan Secara Alami yang Bisa Kamu Coba!

Editorial Mealy

Proses pengawetan ikan secara alami cukup terkenal di Indonesia. Terlebih lagi Indonesia termasuk sebagai negara kepulauan yang punya sumber daya laut melimpah. Maka dari itu, masyarakat Indonesia punya banyak cara untuk mengolah dan mengawetkan ikan. 

Melalui cara pengawetan ikan yang tepat, ikan dapat disimpan hingga berhari-hari bahkan berbulan-bulan lamanya. Jika kamu juga ingin mengawetkan ikan sendiri untuk kebutuhan dapur, kamu bisa menggunakan metode-metode berikut ini! 

Proses Pengawetan Ikan Secara Alami 

Pengawetan ikan merupakan metode atau cara untuk memperpanjang umur simpan ikan dan bahan pangan dari olahan ikan. Proses pembusukan biasanya terjadi karena bakteri dan faktor di lingkungan sekitar ikan. Dengan adanya proses pengawetan, pembusukan dapat terhalang. 

1. Pengasinan

Pengasinan Ikan

Cara pengawetan ikan yang pertama dan paling terkenal adalah dengan metode pengasinan atau penggaraman. Hasil olahan dari metode ini adalah ikan asin yang biasa kamu temui. Metode pengawetan ini menggabungkan 2 metode sekaligus yakni pengeringan dan pengasinan. 

Caranya, bersihkan ikan terlebih dahulu. Setelah ikan bersih, garami ikan hingga merata dan jemur hingga kering. Ikan asin dapat bertahan selama 5 bulan hingga 1 tahun. Untuk mengolah ikan asin, jangan lupa mencuci terlebih dahulu hingga benar-benar bersih agar tidak terlalu asin. 

Jika kamu ingin mengawetkan ikan-ikan seperti ikan sepat, ikan gabus, ikan jambal roti, cumi-cumi, ikan layur, hingga ikan teri, kamu bisa menggunakan metode ini. Jenis-jenis ikan asin tersebut dapat kamu temukan dengan sangat mudah di pasar terutama pasar tradisional. 

Salah satu tips untuk membersihkan ikan asin sebelum diolah adalah dengan merendam ikan pada air panas. Cara ini dapat membantu meluruhkan garam yang menempel di ikan. Kamu juga bisa menggunakan kertas merang untuk mengurangi kadar garam akibat pengawetan ikan. 

2. Pengasapan 

Pengasapan Ikan

Proses pengawetan ikan secara alami yang berikutnya adalah pengasapan. Proses ini dilakukan jika cuaca sedang tidak terik sehingga tidak bisa melakukan penjemuran. Metode pengasapan menghasilkan aroma dan rasa yang unik pada ikan.

Asap dapat dijadikan metode pengawetan ikan karena asap mengandung senyawa fenol yang berperan sebagai antimikroba. Dengan adanya senyawa ini, bakteri atau mikroorganisme pada ikan akan mati dan ikan menjadi jauh lebih awet serta dapat bertahan hingga berbulan-bulan lamanya. 

Untuk melakukan metode pengasapan, kamu harus memilih kayu dan bahan bakar yang tepat. Hal ini dikarenakan kadar asap mempengaruhi kualitas ikan. Gunakan bahan bakar organik seperti kayu dan sabut kelapa agar bau dan rasa ikan tidak sangit. 

Jika kamu ingin mencoba metode ini, kamu bisa menggunakan jenis-jenis ikan yang umumnya diawetkan dengan metode pengasapan. Misalnya ikan pari, ikan tongkol, ikan cakalang, atau ikan-ikan lain yang memiliki kandungan lemak tinggi. 

3. Pengeringan

Pengeringan Ikan

Metode selanjutnya adalah metode yang umum digunakan di Indonesia sebagaimana pengasinan ikan. Metode ini adalah pengeringan atau penjemuran. Metode pengeringan tidak memerlukan alat khusus namun bergantung pada cahaya matahari. 

Tujuan dari metode ini adalah untuk menghilangkan kadar air pada ikan sehingga ikan menjadi kering. Dengan cara pengawetan ikan yang tepat seperti metode pengeringan, ikan dapat bertahan selama 1 hingga 2 bulan. 

Kamu bisa menggunakan metode ini dengan cara menjemur ikan di bawah sinar matahari. Namun jika ingin praktis, kamu bisa memanfaatkan microwave atau oven. Cukup panaskan ikan dalam oven atau microwave pada suhu 45 derajat celcius hingga ikan kering dengan sempurna. 

4. Pendinginan 

Pendinginan Ikan

Kebalikan dari metode pengeringan, metode pendinginan merupakan proses pengawetan ikan secara alami dengan menggunakan es. Meski air terkenal menjadi penyebab kualitas makanan memburuk, namun es dapat mencegah tumbuhnya bakteri dan jamur pada ikan. 

Teknik pendinginan membutuhkan es yang banyak dan tempat yang bisa menahan dingin agar ikan menjadi beku. Dengan membekukan ikan, mikroorganisme apapun tidak dapat bertahan sehingga kualitas ikan tetap baik dan umur simpannya menjadi lebih panjang. 

Umumnya teknik ini digunakan untuk mengawetkan ikan dalam skala besar agar tetap segar. Nelayan juga kerap menggunakan teknik ini untuk menyimpan ikan hasil tangkapannya sebelum dijual dengan memanfaatkan box pendingin. 

5. Pindang

Berkebalikan dengan metode pengasapan yang membutuhkan asap dari pembakaran, metode pindang menggunakan asap namun dengan cara mengukus. Metode satu ini memang membutuhkan waktu kukus yang lama dan usia simpan ikan hanya berkisar 3 hingga 7 hari. 

Sebelum dikukus, beri bumbu pada ikan terlebih dahulu untuk menghilangkan bakteri. Bumbu ini antara lain garam dan kunyit. Dengan demikian, metode pindang menghasilkan rasa dan aroma yang lebih kaya akan rempah dibandingkan metode lainnya. 

Agar hasil olahan pindang maksimal, kamu bisa menggunakan jenis-jenis ikan seperti ikan tongkol, ikan cue, atau ikan-ikan dengan ukuran besar. Proses pengolahan ikan pindang juga lebih mudah karena ikan yang diawetkan sudah memiliki rasa yang enak selama proses pemindangan. 

6. Pickling 

Pickling

Proses pengawetan ikan secara alami yang keenam adalah dengan menggunakan metode pickling atau fermentasi. Metode satu ini paling jarang dilakukan di Indonesia namun menjadi metode pengawetan tertua di dunia. Bahkan negara-negara 4 musim kerap menggunakan metode ini. 

Metode fermentasi atau pickling memanfaatkan mikroorganisme yang terbentuk dari bahan-bahan pendukung fermentasi. Metode pickling umumnya menggunakan cuka atau bumbu rempah untuk mengawetkan ikan. 

Kemudian kamu harus mengemas ikan dalam tempat tertutup dan disimpan di suhu yang sesuai. Kamu dapat menyimpan ikan dengan metode ini hingga awet berbulan-bulan. Umumnya hasil olahan ikan dari metode ini dapat dapat kamu temui di restoran-restoran Eropa dan disajikan sebagai hidangan pembuka.

7. Penyinaran 

Teknik selanjutnya adalah teknik yang memanfaatkan kecanggihan teknologi yakni metode penyinaran. Metode ini menghambat pertumbuhan mikroorganisme dengan menggunakan sinar ultraviolet atau sinar gamma. Bahkan sinar ini mampu mematikan bakteri dan mikroorganisme lainnya. 

Namun untuk menggunakan teknik ini, kamu memerlukan alat khusus untuk mengeringkan ikan. Kelebihannya, ikan yang diawetkan dengan metode ini dapat bertahan lama tanpa merubah kualitas. Namun kekurangannya, alat ini terbilang cukup mahal dan tidak bisa dengan mudah didapatkan. 

8. Pengalengan

Pengalengan Ikan

Serupa dengan teknik penyinaran, metode pengalengan membutuhkan kemajuan teknologi untuk mengawetkan ikan. Umumnya metode ini digunakan oleh industri-industri modern. Kemasan kaleng memang terkenal kedap udara dan steril sehingga bisa menjadi sarana mengawetkan ikan. 

Proses pengawetan ikan secara alami dengan bantuan kaleng ini sebenarnya sudah sering kamu temui terutama di supermarket. Penggunaan kaleng juga cenderung lebih aman karena tidak akan rusak akibat faktor lingkungan dan cuaca. 

Kaleng akan tetap menjaga keamanan dan kehigienisan ikan di dalamnya. Meski tempat penyimpanan lembab, terkena sinar matahari langsung, atau kemasan kaleng penyok, namun kondisi ikan lebih terjamin. Contoh dari metode ini adalah ikan sarden kalengan atau tuna dalam kaleng. 

—--------------------------------

Itulah 8 metode dan proses pengawetan ikan secara alami yang bisa kamu gunakan. Jangan lupa untuk memperhatikan tanggal pengawetan agar kamu tahu umur simpan ikan-ikan yang sudah diawetkan. Ingat, cara pengawetan ikan yang tepat dapat memperpanjang usia simpan ikan olahan!

Yuk, tulis resep masakanmu

Buat resep di Mealy, dibayar tiap bulan!